Kamis, 22 Desember 2011

Menembus Angka 21

22 Desember 1990
Kedua sejoli ini mengikat hubungan mereka di dalam pernikahan. Janji suci yang diucapkan menjadi pengikat mereka untuk tetap menjadi satu sampai maut yang memisahkan. Menemani di kala suka maupun duka, sehat maupun sakit, dan kaya maupun miskin. Di hadapan Pendeta, kedua orang tua, dan jemaat yang hadir, pasangan yang menjadi ratu dan raja sehari ini telah resmi dinyatakan menjadi suami dan istri. Sebuah Alkitab menjadi hadiah bagi pasangan baru ini. Alkitab yang akan menjadi penuntun bagi mereka mengarungi bahtera rumah tangga.

Hari berganti hari, sampai tahun berganti tahun, pasangan suami istri ini menjalani kehidupan mereka. Pada tahun 1991, mereka dianugerahi seorang bayi perempuan. Anugerah dari Tuhan yang tak ternilai harganya. Memiliki anak merupakan dambaan setiap pasangan suami istri. Kini, kehidupan mereka tidak hanya berdua, namun bertiga. Saling membantu untuk mengurus, mendidik, dan memperhatikan si kecil. Lelah dan repot memang, namun, jika mengingat kebahagiaan mereka menjadi orang tua, semua itu tidak ada apa-apanya.

Tuhan pun masih mempercayakan pasangan suami istri ini untuk dititipkan seorang anak lagi. Tahun 1993, seorang bayi laki-laki lahir melalui proses persalinan normal. Lengkap rasanya kebahagiaan pasangan suami istri ini, dianugerahi anak perempuan dan laki-laki. Pas sepasang.


================

Kini, 21 tahun sudah mereka mengarungi bahtera rumah tangga. Tepat di tanggal 22 Desember 2011, bersamaan pula dengan Hari Ibu. Berbagai suka dan duka sudah dilewati. Melihat kedua anak mereka tumbuh dewasa merupakan suatu hal luar biasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bagi sang Istri, bisa menjalani perannya dengan baik sebagai seorang istri dan ibu merupakan suatu kepuasan yang tak ternilai harganya. Hal yang sama juga tentunya dirasakan sang Suami.

=============================================================

Ya, mereka adalah kedua orang tuaku. Ibuku, Indah Titakristina dan ayahku, Setyo Noegroho. 21 Tahun bukanlah waktu yang cepat, namun tidak juga lama. Di hari ini, tepat 22 Desember 2011, doa pun dipanjatkan. Tentunya aku dan adikku sebagai anak berharap Ibu dan Bapak bisa menjadi orang tua yang baik serta menjadi pasangan suami istri yang harmonis. Sama seperti janji mereka 21 tahun yang lalu
".. Sampai maut yang memisahkan.." 
Besar keinginanku Ibu dan Bapak bisa menyaksikan kami, aku dan adikku, di wisuda sarjana. Tak hanya itu, kami juga ingin Ibu dan Bapak ada untuk memberikan restu dan hadir di pernikahan kami kelak. Kami ingin Ibu dan Bapak bisa melihat, menggendong, dan menghabiskan masa tua nya bersama cucu-cucu mereka. Ya, aku dan adikku selalu memohon kesehatan dan panjang umur bagi mereka.

Bersyukur untuk hari ini.. Bersyukur untuk kedua orang tua yang Tuhan berikan untuk menjaga aku dan adikku.. Bersyukur untuk kasih Ibu yang tak pernah mengharap imbalan dan cinta Ayah yang selalu nyata.. Tuhan, aku bersyukur, Ibu dan Bapak bisa menembus angka 21 untuk pernikahan mereka.. :)