Sabtu, 04 Februari 2012

Sekotak Susu untuk Sebuah Senyum Harapan

Siang hari ini, aku merasa gembira melihat masih ada orang yang mau berbagi pada seorang anak kecil. Anak kecil yang terduduk lemas di depan sebuah minimarket di komplek rumahku. 

Ketika aku datang, pandangan ku langsung menuju ke anak kecil itu. Seorang anak kecil perempuan yang membawa sekarung berisi kardus bekas dan sebungkus plastik yang mungkin berisi makanan. Entahlah, mungkin. Tapi, kenapa ia tidak membuka bungkusan itu lalu memakannya? Aku pun tidak cukup berani bertanya padanya. Mata yang sayu, tubuh yang kurus, rambut yang cukup tipis, dan kulit yang pucat membuat ku menyadari bahwa bungkusan di plastik hitam itu bukanlah makanan. 

Terlalu lama aku memperhatikannya, membuat anak kecil itu menengok ke arah ku. Aku kaget dan refleks, aku masuk ke minimarket tersebut untuk membeli apa yang aku butuhkan. Entah kenapa, sorot mata anak itu membuat ku merasa iba. Aku merasa tidak enak memberi nya uang, karena dia bukan pengemis. 

Lalu, ketika aku sedang antri di kasir, aku melihat keluar. Sebuah pemandangan menakjubkan yang membuat ku bisa tersenyum dan bersyukur. Seorang ibu paruh baya menghampiri anak itu. Memberinya sekotak susu coklat dan selembar uang 5 ribuan. Lalu, dengan tersenyum, anak kecil itu mengucapkan "terima kasih". Aku memang tidak mendengarnya, tapi bisa kulihat dari cara mulutnya mengucapkan kata-kata. Lalu, si ibu membalasnya dengan senyuman dan belaian pada rambut anak kecil itu.

gambar hanya ilustrasi
Ketika si ibu pergi, anak kecil itu dengan sekuat tenaga yang ia miliki, berjalan ke arah seberang. Aku pun memperhatikannya. Ia ternyata menghampiri seorang kakek yang juga membawa karung dengan kardus bekas di dalamnya. Aku rasa itu kakeknya. Karena, dengan penuh rasa sayang, kakek renta itu memangku anak kecil tersebut dan membelai rambut pendeknya. Ia pun membantu si anak kecil menancapkan sedotan pada kotak susu yang digenggamnya. 

Ya, pemandangan yang bahkan tidak sampai 5 menit itu membuat ku menghela nafas dan tersenyum. Aku bersyukur masih ada orang baik di zaman seperti ini. Zaman dimana orang-orang dipenuhi rasa takut dan kecurigaan akan penipuan. 

Aku pun akhirnya keluar dari minimarket setelah membayar belanjaan ku. Lalu, ku gunakan helm, ku starter motor, dan berlalu pulang.


"... we can do no great things, only small thing with great love..." Mother Theresa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar