Minggu, 05 Agustus 2012

Karena Tuhan yang Ijinkan Semua Terjadi

Manusia itu tidak akan pernah terlepas dari suatu hal yang disebut sebagai "masalah".

Ada masalah yang cukup sampai sangat pelik, yang membuat hidup rasanya sudah tidak berguna lagi. Lalu, setiap orang pun punya cara yang berbeda untuk menghadapi masalahnya. Ada yang berusaha sekeras mungkin sampai titik darah penghabisan, ada yang diam dan hanya berusaha merenungkan serta memikirkan berbagai alternatif penyelesaian, ada juga yang cuma bisa menangis untuk meratapi masalah yang muncul silih berganti.

Ya, masalah itu pasti muncul dalam kehidupan seorang manusia. Termasuk Anda dan juga saya. Kali ini, saya ingin sedikit berbagi tentang masalah yang sedang terjadi dalam hidup saya. Sebuah masalah yang saya pikir hampir dialami setiap manusia di dunia ini. Keuangan.

Tidak perlu saya jabarkan secara detil masalah keuangan yang sedang mendera saya dan keluarga. Hemmm.. lebih tepatnya keuangan keluarga. Tentu saja itu juga menjadi masalah bagi saya secara pribadi. Saya anggap masalah ini seperti bom waktu. Pada akhirnya nanti akan "meledak". Namun, Bapak sebagai kepala keluarga berjanji bahwa bom waktu ini akan berhenti berdetak sebelum waktunya meledak. Hanya satu syarat yang beliau ajukan, yaitu kita sebagai keluarga harus bekerja sama. Apa artinya? Sederhana saja. Bapak dan tentu saja kami akan sama-sama menghadapi bom waktu ini dengan berusaha sekeras mungkin membuat bom waktu menjadi jinak dan tidak akan membunuh kami sekeluarga.

*** 

Secara pribadi, saya tidak bisa begitu saja menyembunyikan masalah yang sedang saya hadapi. Ada beberapa orang yang bisa saya percaya untuk menjamin rahasia dari permasalahan saya. Salah satunya adalah kakak rohani saya di persekutuan Gereja.Ya, seorang kakak yang saya biasa panggil "mbak" dan menganggap saya bukan hanya sebagai adik rohani atau teman sepelayanan, namun lebih dari itu, kami seperti adik-kakak sesungguhnya.

Saya menceritakan masalah yang sedang terjadi. Saya saat itu hampir merasa putus asa dan saya pikir untuk apa saya ada di dunia ini kalau hanya menghadapi masalah? Buat apa Tuhan ciptakan saya sebagai pribadi yang rapuh, namun menanggung beban masalah yang membuat pikiran saya kacau? Bahkan, ketika saya bangun, hal pertama yang saya bawa dalam doa adalah agar boleh menghadapi hari ini dengan sukacita. Ya, dengan tetap merasa sukacita lah masalah seberat apapun akan terasa ringan.

Kembali ke topik.

Saat saya sudah mencurahkan semuanya, hanya 1 kalimat yang ia katakan pada saya,

"Tuhan ijinkan semua ini terjadi untuk menguji kualitas hidup kita." 

DEG!

Rasanya saya seperti terhantam batu di hati dan kepala saya. Kualitas hidup. Dua kata itu terus terngiang di pikiran saya. Akhirnya, saya renungkan "kualitas hidup" itu sepanjang hari.

Jadi... inilah yang saya renungkan mengenai kualitas hidup.
Saya merasa apa yang saya lakukan selama saya hidup masih sangat kurang bagi Tuhan. Saya suka (bukan bermaksud sombong atau pamer) membaca renungan malam, berdoa, dan ikut pelayanan di Gereja. Tapi, tak mau munafik, saya mengakui bahwa kadang semua saya lakukan sebagai sebuah rutinitas belaka dan pelayanan yang harusnya dilakukan sepenuhnya untuk kemuliaan nama Tuhan, seringkali justru jadi momen untuk saya unjuk gigi. Ya, bahasa kerennya, memegahkan diri. Saya merasa sangat tertampar disitu. Meskipun "rajin" di pelayanan dan berdoa, namun saya masih suka (bahkan sering) menyalahkan Tuhan untuk semua permasalahan yang terjadi. Saya merasa Tuhan tidak menyayangi saya. Namun, lagi dan lagi, Tuhan pimpin saya melewati semua masalah itu.

Kini.. saya coba untuk meningkatkan kualitas hidup saya secara pribadi. Pelan namun pasti. Karena, semua butuh proses dan proses membutuhkan waktu. Bukan sesuatu yang mudah juga untuk seorang manusia penuh dosa dan cela untuk mau sepenuh hati bertobat. Godaan begitu besar dan setan ada dimana-mana untuk menghasut saya.

Terakhir, saya menerima sebuah pesan singkat dari kakak rohani saya ini. Isinya adalah untuk menguatkan hati saya melewati semua masalah ini. Satu kalimat yang paling menyentuh dan membuat saya semakin percaya adalah bahwa "Tuhan sedang membentuk kita untuk menjadi emas yang sesungguhnya". Well.. proses ini memang berat dan HARUS saya jalani. Karena, saya percaya (dan akan slalu berusaha percaya) bahwa mukjizat Tuhan itu nyata dan indah pada waktunya..

Selamat meningkatkan kualitas hidup Anda bersama Tuhan.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar