Jumat, 27 Januari 2012

Sebuah Benda Mati atau Binatang?

Kira-kira 30 menit yang lalu, habis jemur pakaian, aku sapu halaman rumah.
Aku melihat sebuah benda aneh di dekat jemuran.
Aku pikir itu hiasan yang copot dari salah satu baju yang dijemur..
Tanpa peduli apapun, aku sapu saja benda itu.

Tiba-tiba..
Ia bergerak!
Aku sontak kaget dan mendekati benda itu sampai harus berjongkok. 
Aku lihat benda itu agak gemuk, tekstur kulitnya seperti kain rajutan, dan punya mata yang cukup besar.

Seumur hidup, belum pernah aku lihat benda (atau mungkin binatang) seperti itu. 
Penasaran apakah benda itu makhluk hidup atau bukan, aku pukul dengan sapu.
Lalu, dari bagian pangkal tubuhnya, keluar cairan berwarna hijau.
Ah, aku semakin yakin itu binatang.

Aku pun merinding dan merasa geli. Akhirnya, aku sapu benda (atau mungkin binatang) itu ke luar rumah. Lalu, aku pun masih memikirkan benda (atau binatang) apakah itu?
Tidak terlihat seperti benda mati, ya, karena tiba-tiba ia bergerak.
Namun, mungkin bukan juga binatang, karena bentuk tubuhnya yang aneh..

Well..
Aku tidak sempat memotret benda (atau mungkin binatang) itu.
Terlalu takut, merinding, dan geli, sampai akhirnya tidak terpikirkan untuk mengabadikannya.
Jika kalian pikir ini HOAX..
Terserah.. 
yang pasti, cerita ku ini nyata dan tidak mengada-ada..

Kamis, 26 Januari 2012

Menulis Itu ...

Entah apa yang merasuki ku untuk akhirnya membuat tulisan ini. Hanya karena aku merasa bosan dan jenuh serta membutuhkan hiburan, aku pun memutuskan mampir ke blog pribadiku. Menulis semua uneg-uneg atau kebahagiaanku.

Baiklah, tadinya aku ingin menuliskan tentang IP Kumulatif ku yang hancur. Sangat hancur. Hancur lebur. Hancur berkeping-keping. Sama seperti kondisi hatiku saat ini. (Halah!).
Tapi.. Aku mengurungkan niat itu. Beberapa menit yang lalu, sebelum aku log in ke account blog, aku terpikirkan soal apa arti menulis buatku. Dan, sepertinya asyik.

Ya..
Aku memang seorang penulis amatir. Tentu, ada harapan aku bisa menjadi seorang penulis professional, yang bisa hidup dari tulisan-tulisanku. Namun, butuh usaha,pastinya!
Well.. Aku bukan pula seorang sastrawan (atau mungkin sastrawati), bukan juga seorang mahasiswi jurusan sastra atau jurnalistik. Bukan pula seorang romantis yang mahir merangkai kata-kata dalam puisi, prosa, atau lirik lagu.

Aku suka membaca dan seringkali coba untuk menulis puisi, cerpen, prosa, novel, dan sebagainya. Tapi, kemampuan ku masih jauh dari Albertheine Endah, Ratih Kumala, Paul Coelho, dan penulis lainnya. Sehingga, agak sulit bagi ku untuk mengolah kata-kata. Tapi, 1 kata : SUKA.

Rasa suka ku akan novel, cerpen, dan puisi membuatku seringkali mencoba merangkai kata demi kata menjadi suatu tulisan.

Aku juga mengalami banyak hal dalam keseharianku. Mulai dari yang menyenangkan sampai yang memilukan. Mulai dari urusan kuliah sampai cinta. Semua itu tertuang dalam tulisan. Meskipun tidak semua aku publish (dengan alasan privasi). Semua cerita itulah yang akhirnya membuatku membuat blog ini.

CERITA HARIAN
merupakan blog yang berbicara tentang cerita sehari-hari. Setiap hari pasti ada cerita. Dengan membagi cerita tersebut, aku berharap bisa berguna bagi banyak pembaca. Tak hanya menulis cerita keseharianku, aku pun menulis juga cerita harian beberapa teman. Ada yang sudah di-publish, ada pula yang belum.

Ya.. bagiku menulis itu sebuah cerita..
Rangkaian kata-kata yang memiliki makna..

Senin, 09 Januari 2012

cerita harian: Ya sudahlah..

cerita harian: Ya sudahlah..: Sedih, kecewa, marah, dan malu bercampur aduk dalam hati. Semua perjuangan yang dilakukan terasa sia-sia ketika aku mengetahui sebuah fakta ...

Ya sudahlah..

Sedih, kecewa, marah, dan malu bercampur aduk dalam hati. Semua perjuangan yang dilakukan terasa sia-sia ketika aku mengetahui sebuah fakta yang sangat tidak menyenangkan. Fakta yang akhirnya membuatku hanya bisa menghela nafas, kemudian menitikkan air mata.

Sejak awal memulai perkuliahan, aku sudah memiliki firasat tidak menyenangkan mengenai mata kuliah ini. Di pertemuan awal, semangatku menggebu menghadapi kelas mata kuliah ini. Dalam hati, aku bertekad untuk bisa menembus nilai B. Namun, waktu menjawab. Jawabannya pun ternyata tidak seperti yang aku harapkan.

Waktu perkuliahan berjalan dari hari ke hari, minggu ke minggu, sampai akhirnya bulan ke bulan. UTS terlewati dan ternyata nilai yang aku dapatkan sangat jauh dari dugaan. Aku merasa mampu untuk mengerjakannya. Merasa bisa untuk paling tidak menembus nilai minimal, yaitu angka 5,5. Sedih sekali mengetahui kenyataan nilai UTS ku terjun bebas. Ya, sangat bebas!

Sejak mengetahui nilai ku yang hancur di UTS, aku pun semakin malas untuk belajar sampai UAS. Namun, aku berusaha sebisa mungkin untuk menyemangati diriku sendiri. Ku tanamkan motivasi dengan mengingat kedua orang tua ku. Pelan namun pasti, semangat itu mulai muncul.

UAS pun tiba. Mati-matian aku mempersiapkan diri untuk mata kuliah ini. Aku tidak mau TIDAK LULUS! Sedih dan malu rasanya. Membuat ku selangkah tertinggal dari teman-teman. Akhirnya, hari yang ditunggu tiba juga. Dengan penuh doa aku berusaha mengerjakan soal UAS. Aku merasa cukup percaya diri. Berharap aku lulus. Tidak masalah walaupun hanya di nilai C.

Dan..
Pengumuman itu pun tiba. Hari ini, dari mulut ke mulut tersiar kabar bahwa nilai sudah muncul di rainbow (sebutan untuk sistem akademik online di kampus). Tidak begitu bagus memang nilai di semester ini. 1 nilai C+, sisanya B, dan 1 nilai D.
NILAI D!!!! Aku merasa tidak percaya dengan nilai itu! Astaga! Itu berarti aku tidak lulus.. Aku harus mengulang mata kuliah tersebut.

Lemas rasanya diriku. Tidak ada lagi semangat. Aku rasanya mau pulang dan berharap bahwa kejadian hari ini hanyalah mimpi. Ku cubit tangan dan pipi ku, ternyata, ini nyata! Oke, mau tak mau, suka tak suka, harus aku terima kenyataan yang pahit ini. Tunggu, bukan hanya pahit, tapi sangat pahit!

Aku pun menuliskan "bukan hasil yang baik di semester ini" di status Facebook ku. Satu orang teman memberi komentar "tapi, itu yang terbaik untukNya". Lalu, pelatih paduan suara gereja ku juga memberi komentar yang intinya sama, yaitu yang terbaik untukNya kadang memang tidak baik untuk ku. Namun, semua akan indah pada waktunya. Kakak sepupu ku juga memberi komentar "kadang kuda harus dipecut dulu baru bisa berjalan kencang. Anggaplah hal ini sebagai pecutan untuk kamu." 


Senang rasanya membaca tiga komentar itu. Aku pun mencoba untuk tetap semangat. Mencoba untuk kembali ceria meskipun aku sadar di semester ini, nilai ku terjun bebas. hhhhh~
Aku pun mulai berpikir, aku menangis sejadi-jadinya sampai nangis darah pun, nilai tidak akan berubah! Tidak akan! Satu-satu nya cara adalah tidak mengulangi hal tersebut di semester depan.

Ya, aku sadar aku mengecewakan kedua orang tua ku. Aku pun masih menyadari bahwa tidak lulus nya aku mata kuliah ini akan membuat ku selangkah di belakang dari teman-teman lain. Namun, aku tidak mau terus-terusan meratapi nasib. Sama seperti sebuah lirik lagu :
" buat apa susah? buat apa susah? susah itu tak ada gunanya.."