Jumat, 20 April 2012

Paragraf untuk Sahabat

Hei sahabat..
aku rindu masa-masa kita melepas cerita. Bersama kita tertawa dan menangis, sampai tanpa sadar, waktu berganti dan akhirnya memisahkan kita. Jarak diantara kita tak berarti apa-apa, karena kita merasa saling memiliki. Kita adalah satu.

Satu yang akan selalu ada dalam susah maupun senang. Menjadi pendengar setia untuk segala keluh kesah. Memberi pundak untuk jadi tumpuan saat ada yang menangis. Menenangkan dengan belaian tangan dan kata-kata indah yang tulus diucapkan. Kita adalah satu, sahabat.

Tapi.. itu semua menjadi satu kenangan bagiku saat ini. Satu untuk makna yang berbeda. Aku kehilangan sahabatku, yaitu kamu. Aku merasa diantara kita seperti ada sebuah tembok besar yang sangat kuat, sulit untuk dirobohkan. Kita terpisah layaknya air dan minyak atau seperti langit dan bumi. Tak ada lagi rasa memiliki dan tak lagi ada kata "satu".

Ibarat sebuah perang, hubungan kita saat ini seperti sebuah perang dingin. Tak ada cekcok diantara kita, hanya saling diam. Diam tidak peduli. Atau mungkin, kita masih saling peduli, hanya saja merasa gengsi? Entahlah! Jawabannya hanya ada dalam diri kita masing-masing.

Sampai kapan perang dingin ini akan terus terjadi?

aku tidak mau terus-menerus seperti ini. aku bukan batu karang yang kuat untuk berdiri sendiri meskipun dihempas angin dan diterjang ombak. Aku butuh kamu, sahabat.. Kamu yang akan memberiku kekuatan disaat aku gontai, tempat berbagi disaat aku bersukacita, dan mendoakan saat dukacita melingkupi hidupku.


Ya.. Jauh di dalam hatiku, aku merindukanmu, sahabat. Semua cerita, tawa, dan tangis melebur jadi satu dalam sebuah album kenangan yang akan aku simpan. Aku ingin, album itu kembali kita buka bersama. Merajut lagi tali persahabatan kita, bersama-sama.

Kini, biarlah waktu yang menjawab semuanya. Ya.. biarlah..

Minggu, 08 April 2012

Hias dan Cari Telurnya!!

Hari ini, aku merayakan Paskah yang ke-21.

Kenapa 21?

Sederhana saja. Karena tahun ini, di bulan Oktober nanti, aku akan genap berusia 21.

Bicara soal Paskah, sebenarnya sejak aku berumur 1 tahun, aku sudah ikut merayakan Paskah. Meskipun, aku tidak begitu ingat perayaan seperti apa yang aku lakukan untuk memperingati Paskah saat usia ku 1 tahun, tapi, hal yang paling utama adalah pergi ke Gereja bersama keluarga.

Aku masih ingat betul, aku pernah menjuarai lomba menghias telur di gereja. Saat itu, jika hasil recall memori ku tepat, aku masih duduk di bangku kelas 4 SD. Lomba yang diadakan di Gereja dan diikuti oleh seluruh anak-anak Sekolah Minggu ini memang selalu dinantikan ketika Paskah datang.

sumber : geoboy7.blogspot.com
Semua anak berkumpul ketika kegiatan Sekolah Minggu telah selesai. Lalu, setiap anak diberikan sebutir telur ayam rebus oleh para Guru Sekolah Minggu. Disediakan juga berbagai peralatan dan perlengkapan untuk menghias telur, mulai dari lem, kertas origami warna-warni, kapas, dan lainnya. Waktu pun dibatasi, hanya sekitar 1 sampai 2 jam, lalu semua telur dikumpulkan dan dipajang. Aku pun masih ingat, ada 4 orang juri yang menilai. Dan, pengumuman pemenang disampaikan hari itu juga.

Menjadi juara 1 dalam lomba menghias telur saat itu membuatku merasa sangat gembira. Bahkan, telur yang hias, sampai aku diamkan beberapa hari. Sebutir telur ayam rebus polos aku sulap menjadi sebutir telur yang seolah-olah baru saja diwisuda. Toga yang aku buat dari kertas origami berwarna hitam ditambah topi dengan warna senada, serta hiasan berupa tempelan mata, membuatnya seolah-olah seperti manusia. Tak lupa aku lukis juga hidung dan bibirnya.

sumber : wahyudaulay.blogspot.com
Sepanjang perjalanan pulang dari Gereja tadi siang, aku mengenang lagi masa kecil ku merayakan Paskah dengan satu lomba yang juga menyenangkan, yaitu mencari telur Paskah. Telur disebar di beberapa titik di Gereja. Lalu, seluruh anak Sekolah Minggu pun berhamburan mencari telur-telur tersebut. Pemenangnya, tentu saja yang mampu mengumpulkan butir telur sebanyak mungkin.

Ah, lucu sekali jika mengingat seluruh peristiwa itu.

Tak terasa, kini, aku sudah menjadi seorang mahasiswi dan usia ku sudah kepala dua. Dulu, aku yang di "ladenin" dalam perayaan Paskah oleh para Guru Sekolah Minggu. Sekarang, giliran ku yang me"ladeni" mereka. Hatiku rasanya tentram melihat tawa dan senyum anak-anak itu. Sebuah pemandangan yang membuatku merasa rindu akan masa kecilku merayakan Paskah.

Aku gembira ketika ada lomba menghias telur, tentu dengan harapan bisa menang lagi. Aku sangat bersemangat saat ada lomba mengumpulkan telur. Ya, semua perayaan itu mungkin sudah tidak dapat aku rasakan lagi sekarang. Aku justru perlahan mulai meresapi makna Paskah yang sesungguhnya. Dan inilah proses yang akan aku jalani. Sebuah proses pendewasaan yang akan terus berjalan seiring waktu yang berganti.

Selamat Paskah..
Tuhan Yesus memberkati! :)

sumber : kash-k.blogspot.com








Rabu, 04 April 2012

JENUH

Jenuh.
Hanya 1 kata yang bisa mendeskripsikan apa yang saya rasakan saat ini.
Kejenuhan akan segala rutinitas yang selalu sama setiap hari, membuat saya merasa tidak memiliki "tantangan" dan "passion" dalam melewati 24 jam ke depan.

Banyak yang menyarankan supaya saya mencari dan mencoba "sesuatu" yang lain di luar rutinitas biasanya. Misalnya saja pergi ke kampus lewat jalan yang berbeda dari yang biasanya saya lewati. Jujur, saya pernah coba saran itu. Memang sih, memberikan efek yag sedikit berbeda. Tapi, ya, hanya sedikit.

Lalu..
Saya pun jadi bertanya-tanya sendiri tentang apa yang bisa saya lakukan untuk bisa mengatasi kejenuhan ini? Saran dari beberapa orang pun sudah saya jalani. Hanya saja, kejenuhan itu tetap menetap di dalam diri saya. Apa cuma waktu yang bisa menjawab?