Senin, 28 Januari 2013

Yeay! Finally.. :)

Wah, udah cukup lama juga ternyata engga posting tulisan di blog kesayangan gue ini. Bukan karena gue lagi males, tapi internet di rumah lagi dalam keadaan mati suri. Itu juga terjadi karena kebodohan gue sih sebenarnya. Hehehe. Entah kenapa, gue bisa tanpa sengaja menginjak modem yang ada di lantai dan alhasil, mati total tuh internet.

Well, tapi, kalau ada niat pasti ada jalan kan?
Untungnya, kampus gue selalu terkoneksi dengan internet dengan sinyal yang lumayan ciamik. Jadilah gue memanfaatkan hal ini untuk menyegarkan pikiran sekaligus mengisi libur panjang gue dengan menulis.

Kali ini, tulisan gue akan mengusung tema "Badai Pasti Berlalu".
Pasti readers berfikir kalau ini soal ujian hidup atau kegalauan yang sering dialami anak muda seusia gue gitu kan?
Sebenarnya engga 100% salah juga sih. Tapi, yang lebih tepat adalah soal ujian mental gue menghadapi semester 5 ini.

Oke, sedikit curhat aja nih kalau di semester 5 yang gue jalani kemarin itu memang gue rasakan cukup berat. Dari jumlah SKS sih emang engga besar ya.. cuma 18 SKS coy! Tapi, mata kuliah nya itu lumayan bikin gue hectic dengan tugas paper ataupun praktikum yang ciamik! Hhehehe.

Mulai dari Metodik Tes alias mettes yang selalu gue hadapi di setiap hari Senin. Tertera di KRS sih emang cuma 3 sks, tapi mata kuliah ini bisa dijalani sampai skeitar 5 sks loh dalam sekali pertemuan. Berat? Memang iya. Tapi, jujur aja, gue merasa cukup have fun dengan materi kuliah dan suasana kelasnya. Ditambah lagi, gue dan teman-teman yang mengambil mata kuliah ini harus memakai pakaian layaknya professional muda yang berkantor di darah Thamrin atau Kuningan. Kebayang dong gimana keren nya kita semua dengan kemeja, blazer, dan rok atau celana bahan serta sepatu vantovel warna gelap yang membuat para mahasiswi terlihat lebih tinggi. Nah, untuk para mahasiswa nya juga engga kalah oke nih. Kemeja dipadu dengan dasi dan celana bahan warna gelap plus sepatu vantovel hitam. Bener-bener kayak orang kantoran gitu deh..

Lalu, di hari Selasa gue menghadapi satu mata kuliah yang dosennya adalah Ibu Dekan Fakultas Psikologi. Sekaligus dosen favorit gue yang kalau ngajar selalu bisa bikin gue mencoba untuk mengungkapkan pendapat. Psikologi Lingkungan emang mata kuliah pilihan dan gue rasa, gue engga salah kok ngambil mata kuliah ini. Kenapa? Karena, gue belajar banyak tentang lingkungan fisik di berbagai kota maupun negara. Dari yang paling deket sama kita sebagai mahasiswi sampai yang cuma bisa kita bayangin aja kayak yang ada di luar negeri. Tentunya, karena gue adalah anak Psikologi, mata kuliah ini tetep punya unsur psikologi nya dong..

Lalu, ada lagi mata kuliah lain yang namanya Pelatihan. Ini nih yang bikin gue sempet ngerasa down karena sama sekali buta dengan pembuatan modul. Gue pun mengenal berbagai istilah baru yang awalnya agak asing, seperti TNA (Training Need Analysis), Situational Analysis, dan masih banyak lagi. Tapi, seiring berjalannya waktu dan Puji Tuhan punya kelompok yang oke punya, makanya gue bisa melewati mata kuliah ini dengan baik. Modul pun bisa selesai tepat waktu, praktik pelatihan bisa berjalan dengan baik, dan nilai pun akhirnya cukup memuaskan.

Terus, setelah berjibaku dengan kelas Pelatihan selama 2 setengah jam, gue pun beralih ke kelas lain, yaitu Psikopatologi. Namanya emang psikologi banget kan? Ternyata, materi nya juga. Disini, gue dan semua yang ambil mata kuliah ini diajarin untuk lebih memahami tentang berbagai macam disorder mulai dari gejala sampai terapi yang tepat. Gak heran kalau tugas nya juga banyak kan? Tapi, overall, gue merasa seru kok dengan mata kuliah ini. Selain materi yang selalu bikin penasaran, buku literatur nya juga asyik untuk dibaca dengan bahasa yang tidak terlalu rumit. Suasana kelas dan teman satu kelompok pun membuat gue merasa lebih nyaman untuk belajar di kelas mata kuliah yang dulu namanya adalah Psikologi Abnormal ini.

Nah, jumat adalah hari paling luar biasa untuk semester 5 ini. Gue harus mengikuti kelas Konseling, sebagai lanjutan dari mata kuliah Dasar Konseling (Daskon). Kalau dulu lebih banyak teori, di kelas Konseling kali ini, yang akan gue hadapi kebanyakan adalah praktik. Ya, sekitar 75% nya lah. Gue sempet mikir kalau ini adalah hal yang mudah karena basically gue adalah orang yang suka tugas lapangan. Ternyata, engga sama sekali! Bukan hal yang mudah untuk gue bisa berempati dan menjadi orang yang mau mendengarkan cerita orang lain. Disini, gue mencoba untuk bisa memposisikan diri sebagai seorang konselor. Mulai dari praktik di sekolah sampai membawa klien ke kampus. Ya, emang harus bisa pendekatan dengan baik nih ke orang-orang. Puji Tuhan, hasilnya memuaskan.

Selesai belajar menjadi seorang konselor, gue harus berhadapan dengan angka dan teori pengukuran yang bikin darah gue di kepala rasanya menggumpal. Emang dasarnya gue engga tertarik dengan matematika dari jaman gue SD kali ya? Jadi, ngadepin kelas ini rasanya beban banget. Ditambah lagi dengan buku yang bahasa nya susah dipahami, wah! Gue jadi makin nyut-nyutan rasanya. Tapi, Tuhan emang baik! Gue bisa melewati satu semester mata kuliah Psikometri dengan cukup memuaskan. Tinggal sekarang, berjuang menghadapi mata kuliah lanjutannya aja. Hahahah.

Well.. gue udah cerita panjang kali lebar. Panjang banget bahkan! Hahaha. Gue anggap semester 5 kemarin sebagai badai yang membuat gue sebagai nahkoda dalam sebuah kapal bisa melewati nya. Ya, sebuah tantangan yang kalau bisa diselesaikan dengan baik, akan menghasilkan senyum gembira nantinya, bukan?

Ternyata... harapan gue terkabul! :D
Gue bisa melewati semester ini dengan baik dan mengakhiri nya dengan senyuman gembira. Puji Tuhan banget! :)

Terima kasih, Tuhan Yesus..
Terima kasih, Ibu, Bapak, dan adek..
Terima kasih, teman-teman semua..

nilai semester 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar