Senin, 31 Maret 2014

Si S dan Pejuang Bab Satu

Menjadi seorang mahasiswi semester 8 bukanlah perkara mudah. Memang, tidak ada satupun semester yang aku rasa mudah untuk dijalani. Namun, semester 8 berbeda dengan tujuh semester lainnya. Sangat berbeda.

Sejak semester satu sampai tujuh, mayoritas tugas aku kerjakan secara berkelompok. Karena, ya memang seperti itulah kehidupan di Fakultas Psikologi. Tugas yang dikerjakan, baik itu untuk presentasi, UTS, maupun UAS tidak sedikit yang jumlahnya berkelompok. Lalu, sampailah aku pada semester 8. Sebuah semester yang membuatku harus menyelesaikan SKRIPSI. Tugas akhir yang bersifat individu.

Layaknya tokoh Lord Voldemort dalam setiap film Harry Potter, SKRIPSI menjadi satu nama yang tidak boleh disebut atau you-know-who. So, akhirnya setiap kali bertemu dengan teman seangkatan yang juga sedang berjuang mengerjakan Skripsi, aku selalu menyebutnya dengan "SI S".

"Apa kabar S lo?", "Sampai mana nih si S udah lo kerjain?", pertanyaan semacam itulah yang biasanya aku ajukan pada teman-teman yang masih merombak sana-sini bab 1,2,dan 3 nya. Lambat laun, aku mulai terbiasa menyebut istilah skripsi dengan "si S". Yah anggap saja itu "panggilan spesial" buatku untuk dirinya. Hahaha.

Semakin lama bergaul dengan teman-teman yang juga masih berjuang dengan S nya masing-masing, membuatku menemukan berbagai istilah atau sebutan baru. Misalnya saja, "Pejuang Bab Satu". Ya, tak sedikit pula yang ternyata masih memperjuangkan Bab 1 nya, mungkin sampai titik darah penghabisan. Masih merombak kalimat demi kalimat, mematangkan teori dengan membaca belasan bahkan mungkin puluhan jurnal, dan masih banyak lagi yang harus dilakukan untuk membuat Bab Satu mencapai istilah "Sempurna".

Aku pun bernasib sama. Masih berjuang untuk Bab Satu.

Masa mengerjakan si S ini memang tidak mudah. Namun, tidak pula sulit. Sebut aku beruntung karena memiliki seorang pembimbing yang keibuan. Meskipun beliau adalah orang yang disiplin dan perfeksionis, menurut ku.

Aku pun menarik napas panjang karena membayangkan jalan berliku di depan yang harus aku lewati untuk bisa menyelesaikan si S ini. Rasanya masih panjang sekali jalan yang harus aku lalui. Hal yang memotivasi ku saat ini adalah kalimat dari Ibu Dosen Pembimbing : "bukan kepandaian yang utama. Tapi, niat dan ketekunan itu kuncinya mengerjakan skripsi".

Baiklah! Aku harus cepat selesaikan si S ini dan segera melepaskan predikat "Pejuang Bab Satu".