Senin, 09 Januari 2012

Ya sudahlah..

Sedih, kecewa, marah, dan malu bercampur aduk dalam hati. Semua perjuangan yang dilakukan terasa sia-sia ketika aku mengetahui sebuah fakta yang sangat tidak menyenangkan. Fakta yang akhirnya membuatku hanya bisa menghela nafas, kemudian menitikkan air mata.

Sejak awal memulai perkuliahan, aku sudah memiliki firasat tidak menyenangkan mengenai mata kuliah ini. Di pertemuan awal, semangatku menggebu menghadapi kelas mata kuliah ini. Dalam hati, aku bertekad untuk bisa menembus nilai B. Namun, waktu menjawab. Jawabannya pun ternyata tidak seperti yang aku harapkan.

Waktu perkuliahan berjalan dari hari ke hari, minggu ke minggu, sampai akhirnya bulan ke bulan. UTS terlewati dan ternyata nilai yang aku dapatkan sangat jauh dari dugaan. Aku merasa mampu untuk mengerjakannya. Merasa bisa untuk paling tidak menembus nilai minimal, yaitu angka 5,5. Sedih sekali mengetahui kenyataan nilai UTS ku terjun bebas. Ya, sangat bebas!

Sejak mengetahui nilai ku yang hancur di UTS, aku pun semakin malas untuk belajar sampai UAS. Namun, aku berusaha sebisa mungkin untuk menyemangati diriku sendiri. Ku tanamkan motivasi dengan mengingat kedua orang tua ku. Pelan namun pasti, semangat itu mulai muncul.

UAS pun tiba. Mati-matian aku mempersiapkan diri untuk mata kuliah ini. Aku tidak mau TIDAK LULUS! Sedih dan malu rasanya. Membuat ku selangkah tertinggal dari teman-teman. Akhirnya, hari yang ditunggu tiba juga. Dengan penuh doa aku berusaha mengerjakan soal UAS. Aku merasa cukup percaya diri. Berharap aku lulus. Tidak masalah walaupun hanya di nilai C.

Dan..
Pengumuman itu pun tiba. Hari ini, dari mulut ke mulut tersiar kabar bahwa nilai sudah muncul di rainbow (sebutan untuk sistem akademik online di kampus). Tidak begitu bagus memang nilai di semester ini. 1 nilai C+, sisanya B, dan 1 nilai D.
NILAI D!!!! Aku merasa tidak percaya dengan nilai itu! Astaga! Itu berarti aku tidak lulus.. Aku harus mengulang mata kuliah tersebut.

Lemas rasanya diriku. Tidak ada lagi semangat. Aku rasanya mau pulang dan berharap bahwa kejadian hari ini hanyalah mimpi. Ku cubit tangan dan pipi ku, ternyata, ini nyata! Oke, mau tak mau, suka tak suka, harus aku terima kenyataan yang pahit ini. Tunggu, bukan hanya pahit, tapi sangat pahit!

Aku pun menuliskan "bukan hasil yang baik di semester ini" di status Facebook ku. Satu orang teman memberi komentar "tapi, itu yang terbaik untukNya". Lalu, pelatih paduan suara gereja ku juga memberi komentar yang intinya sama, yaitu yang terbaik untukNya kadang memang tidak baik untuk ku. Namun, semua akan indah pada waktunya. Kakak sepupu ku juga memberi komentar "kadang kuda harus dipecut dulu baru bisa berjalan kencang. Anggaplah hal ini sebagai pecutan untuk kamu." 


Senang rasanya membaca tiga komentar itu. Aku pun mencoba untuk tetap semangat. Mencoba untuk kembali ceria meskipun aku sadar di semester ini, nilai ku terjun bebas. hhhhh~
Aku pun mulai berpikir, aku menangis sejadi-jadinya sampai nangis darah pun, nilai tidak akan berubah! Tidak akan! Satu-satu nya cara adalah tidak mengulangi hal tersebut di semester depan.

Ya, aku sadar aku mengecewakan kedua orang tua ku. Aku pun masih menyadari bahwa tidak lulus nya aku mata kuliah ini akan membuat ku selangkah di belakang dari teman-teman lain. Namun, aku tidak mau terus-terusan meratapi nasib. Sama seperti sebuah lirik lagu :
" buat apa susah? buat apa susah? susah itu tak ada gunanya.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar