Kamis, 15 November 2012

And I decide to MOVE ON!

Hanya seorang mahasiswa biasa. Datang ke kampus, kuliah, kongkow sama teman-teman, dan ketika sudah tidak ada yang perlu dilakukan lagi ia akan kembali ke rumahnya.

Sosoknya memang biasa. Sangat biasa. Bahkan, saking biasa nya, teman-teman ku sampai bingung kenapa aku bisa menaruh kekaguman yang begitu dalam pada dirinya.

Sehari-hari hanya menggunakan kaos (bahkan aku sampai hapal hampir semua kaos yang ia pakai ke kampus), celana jeans, sendal (entah jepit atau yang lain), dan tas ransel berwarna coklat. Tak perlu aku sebut namanya disini. Cukup inisialnya saja. E. Kita sebut dia "E".

Tak terasa 2 tahun sudah aku menjadi pengagum nya (oke, tanpa kata "rahasia" setelah kata "pengagum). Tersenyum ketika melihatnya berjalan di Hall C, bersikap pura-pura tak peduli saat satu kelas dengan nya, dan seringkali curi-curi pandang ketika jarak ku berdiri tak jauh darinya. Ah, semua itu sudah aku lakukan selama kira-kira 2 tahun ini.

Namun, kini, hari ini, detik ini, aku berusaha memantapkan hati untuk MOVE ON! Yeah! 2 kata yang terdengar mudah saat diucapkan, tapi, completely hard to make a deal with it!

Bagiku, 2 tahun sudah cukup. 2 tahun memendam perasaan, 2 tahun pula berharap. Eh, tapi, selama 2 tahun itu, aku tidak diam saja. Aku memperjuangkan cintaku untuk E. Aku meminta nomor handphone nya dari salah satu teman E. Aku beranikan diri mengirim sms ketika hari itu dia tidak masuk kelas. Kebetulan, kami sekelas saat aku di semester 2 dan dia semester 4. Dan, pertama kalinya pula aku menerima sms balasan dari dirinya! Perasaan ku campur aduk. Senang, gugup, bahagia, dan semuanya jadi satu.

Selain itu, masih ada banyak usaha lain yang sudah aku lakukan. Sambil terus berharap (sampai berkhayal, mungkin) agar suatu hari aku dan E akan memiliki perasaan yang sama dan akhirnya jadian.

Tapi, takdir berkata lain. Aku tetap menuggu sampai 2 tahun ini. Bahkan, kehadiran sosok laki-laki lain berinisial Y yang hadir dalam hidupku di pertengahan 2011, tak mampu menghapus E dari memoriku. Sakit hati dan kekecewaan yang aku rasakan pada Y membuatku harus Move On. Dan, ya, aku berhasil move on! Perasaan ku kembali pada sosok E.

Setelah 2 tahun dalam penantian, namun tak kunjung melihat titik cerah, aku merenung. Aku sudah terlalu jatuh hati pada E. Membuatku hanya terpenjara dalam ketidakpastian. Aku benci ketidakpastian dan menunggu.

Renunganku akhirnya sampai pada satu keputusan. MOVE ON. Ya, aku harus move on! Aku harus bisa dan aku yakin bisa. Setelah sebelumnya bisa move on dari Y, aku yakin, aku bisa move on dari E.

Aku hanya tidak ingin terus menerus menanti dan menunggu, tanpa kepastian. Aku lelah untuk terus begini. Toh kalau aku dan E memang berjodoh, cepat atau lambat kami akan bertemu dan mengikrarkan janji sehidup semati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar