Selasa, 11 Desember 2012

Menulis sebagai Pilihan Karir, Kenapa Tidak?

Dilema.
Sebuah kata sederhana namun sarat makna.

Saya pun berefleksi dalam tulisan ini mengenai dilema yang saya alami.

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, saya pun menghadapi semakin banyak problematika kehidupan (saya yakin, Anda pun demikian). Mulai dari sesuatu yang sederhana sampai yang rumit. Mengalahkan kerumitan algoritma, statistik, atau bahkan psikometri. Maaf, hiperbola.

Saat ini, saya pun mengalami sebuah dilema yang membuat saya mencoba untuk berpikir lebih jauh dan realistis. Karir. Itulah dilema yang saya hadapi saat ini. Saya mengalami dilema dalam menentukan masa depan saya, menentukan karir saya setelah menjadi sarjana.

Well, sebenarnya saya kurang berminat untuk menjalani pekerjaan yang lama bekerja nya adalah dari jam 8 pagi ke jam 5 sore. Sebutan akrabnya (jika tidak salah) eight-to-five. Saya senang kebebasan. Saya ingin bekerja di tempat yang fleksibel dan yang memang benar-benar saya sukai. Saya tidak terlalu memiliki passion untuk bekerja di belakang meja dan menghadapi layar komputer setiap hari. Saya senang bereksplorasi, senang jalan-jalan.

Akhir-akhir ini, saya pun mulai berpikir. Saya rasa, saya harus mulai memebuat rencana yang matang untuk masa depan saya. Menentukan karir apa yang ingin saya kejar dan ya, saya pun terpikirkan sebuah kata.

Menulis.
Saya senang menulis. Saya senang mengekspresikan sesuatu lewat tulisan. Saya senang ketika tulisan saya dibaca dan diberi komentar, kritik, atau pujian. Ya, saya mulai menyenangi dunia tulis menulis sejak saya mulai menyadari bahwa sepertinya saya memiliki bakat disana.

Saya pun coba memberanikan diri untuk membuat sebuah statement yang saya ucapkan pada diri saya sendiri, "menulis untuk karir masa depan". Saya ingin berkarir sebagai seorang penulis. Saya pun menyadari, saya masih newbie, masih harus banyak belajar, dan masih perlu banyak jam terbang.

Sampai detik ini, sampai saya menulis postingan ini, menulis masih menjadi pilihan karir saya setelah lulus S.Psi (Sarjana Psikologi). Ya , menjadi penulis. Menjadi penulis yang menulis dengan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar