Kamis, 11 Agustus 2011

Tua-tua Keladi.. Makin Tua Makin Jadi

Baca judulnya, mungkin teman-teman akan berpikir kalau gue menuliskan tentang seseorang. Seorang pria mungkin lebih tepatnya ( ehem.. karena gue seorang perempuan ), yang memasuki usia matang, namun justru di usia nya tersebut, ia semakin bisa berkarya.

Atau mungkin yang terlintas di pikiran teman-teman adalah gue menulis soal seorang pria yang sedang gue kagumi, namun, usianya jauh lebih tua dari gue..??

Jawabannya, salah semua!
Gue memberi judul seperti itu di tulisan ini, adalah untuk memberikan julukan bagi sebuah benda yang sudah hampir 32 tahun menemani hari-hari Papa gue.
Well..
Apa tebakan teman-teman semua??

Sepeda..? SALAH!

Motor..? SALAH!

Kotak musik...? SALAH!

Novel..? SALAH!

Pulpen..? SALAH!

Jam tangan..? SALAH!

Oke.. daripada lama-lama dan justru jadi main tebak-tebakan, lebih baik gue kasih tahu aja apa benda itu sebenarnya. Benda yang usianya lebih tua 12 tahun dari gue. Mungkin kalau benda itu bisa menikah, Papa gue sudah menjadi seorang kakek, yang cucunya adalah dari benda itu.. (Lho kok..?)

=========================================================================
JRENGG JRENGGG JREEEEENG...

Makin penasaran?
Oke.. Gue akan kasih tahu, apa benda itu sebenarnya..
Jawabannya adalah.....

 Yap!
As you can see, all..
Benda yang gue maksud adalah mesin ketik!
Mesin ini cukup memiliki sejarah buat Papa gue.


Kenapa memiliki sejarah..?
Hal itu karena mesin ketik ini sudah menemani Papa saat masih menjadi mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin, di Sekolah Tinggi Teknik, Jakarta.


 Pada saat itu, para mahasiswa masih menggunakan mesin ketik sebagai sarana yang membantu mereka dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah. Gak kebayang dong, kalau misalnya di tahun 2011 ini, bikin paper kuliah, mesti kudu wajib pake mesin ketik..?

Papa bilang, mesin ketik ini udah seperti sahabat sendiri. Dari jaman kuliah, ngerjain skripsi, wisuda, mulai kerja, sampai menikah, mesin ketik ini tetap setia ada sama Papa. Ya bukan berarti kemana-mana selalu digotong atau dibawa, tapi, mesin ketik ini selalu dibawa berpindah-pindah. Waktu Papa pindah kost dari Jakarta ke Tangerang, mesin ketik ini dibawa. Waktu udah menikah dan tinggal sama Mama (alias istri Papa), mesin ketik ini dibawa. Pindah rumah waktu tahun 1997, mesin ketik ini selalu dibawa.

Dan..
Gue sendiri baru mulai penasaran soal sejarah mesin ketik ini saat gue berada di bangku kuliah. Awalnya gue pikir, ini mesin ketik biasa. Sempet gue bertanya-tanya, "Kenapa gak beli mesin ketik yang lebih canggih aja, sih, pak..?"

Papa cuma jawab, "Sejarah mesin ketik ini panjang. Jasanya juga banyak. Jadi, ogah ah diganti. Tua-tua gini, mesin ketik Bapak masih kuat."

Well, Okay!
Gue hanya bisa berdecak kagum. Mesin ketik yang Papa beli dengan usaha sendiri di tahun 79, sampai sekarang masih dirawat dengan baik. Dan, setiap kali gue melihat Papa mengerjakan pekerjaan kantornya dengan mesin ketik ini gue tertawa dalam hati.

Bukan berarti gue melihat aneh Papa gue yang masih suka mengerjakan beberapa pekerjaan kantornya dengan mesin ketik, tapi, gue tertawa karena gue serasa melihat sosok Papa gue dimasa kuliahnya. Padahal, usia Papa udah mau memasuki angka 51 tahun di Oktober nanti.


Lihat saja, mesin ketiknya udah berkarat, kan..? Tapi, Papa masih tetap merawat dan mengganti pita mesin ketik itu dengan sepenuh hati. Saat membuat faktur pajak, pasti mesin ketik ini dipakai. 
Tapi..
tetap saja, bagi Papa, mesin ketik ini adalah yang terbaik. Walaupun warna sudah pudar, berkarat, dan modelnya sudah ketinggalan jaman..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar